Di bursa saham ada banyak fenomena yang diyakini bisa mempengaruhi harga atau trend suatu saham. Diantaranya adalah January Effect, Sell in May and Go Away, Earning Soon, dan Window dressing. Yuk! Kita analisis apakah 4 Fenomena Itu Mitos atau Fakta?
|
Data IHSG, Tahun 2013 Hingga Sekarang
|
January Effect. Sesuai namanya, fenomena ini terjadi pada bulan Januari karena efek bonus yang diterima oleh para trader dan investor saat tahun baru. Mereka menggunakan bonus tersebut untuk beli saham dan harga sebelumnya diyakini cenderung naik.
|
1.1 |
Mitos : Pada gambar 1.1 diatas, bulan Januari probabilitas saham naik sekitar 60%, lebih kecil dari rata-rata probabilitas kenaikan IHSG yaitu 67%. Sell in May and Go Away. Fenomena ini terjadi pada bulan Mei sampai Oktober karena secara historis kinerja bursa saham pada bulan-bulan tersebut mengalami penurunan. Sehingga trader memilih menjual sahamnya dari bulan Mei dan kembali membeli saham pada bulan November.
|
1.2 |
Fakta : Pada gambar 1.2 diatas, pada bulan Mei sampai Oktober, rata-rata probabilitas kenaikannya adalah 62% lebih kecil dari rata-rata kenaikan IHSG yaitu sebesar 67%.
Earning Season. Terjadi setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober perusahaan biasanya mengeluarkan laporan keuangan, sehingga sahamnya banyak diburu oleh para investor dan diyakini harga saham akan cenderung naik.
|
1.3
|
Fakta : Pada gambar 1.3. Januari, April, JulI, Oktober memiliki rata-rata probabilitas kenaikan sebesar 70% lebih besar dari rata-rata kenaikan IHSG sebesar 67%.
Window Dressing. Setiap Bulan Desember para manajer investasi (
reksadana,dana pensiun,Asuransi,dll) melakukan strategi untuk mempercantik
kinerja selama setahun dengan cara menaikan harga saham yang mereka miliki.
Jadi harga saham diyakini akan cenderung naik.
|
1.4 |
Fakta : Desember memiliki probabilitas kenaikan sebesar 100% sampai dengan 2021, lebih besar dari rata-rata kenaikan IHSG sebesar 67%.
Komentar
Posting Komentar